Menanamkan Jiwa Profesionalitas Sejak Dini: Langkah Taktis di Dunia Pendidikan
Oleh: CoeyDin
Profesionalitas bukanlah bawaan lahir. Ia adalah sikap yang dapat ditanamkan, dilatih, dan dibiasakan. Di tengah tantangan dunia kerja yang semakin kompleks, pendidikan harus mampu menyiapkan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga profesional—bekerja dengan tanggung jawab, disiplin, jujur, dan bersungguh-sungguh.
Lalu, bagaimana langkah riil yang bisa dilakukan guru dan sekolah untuk menanamkan jiwa profesionalitas pada peserta didik?
1. Bangun Kebiasaan Menyelesaikan Tugas dengan Itqan
Tanamkan nilai itqan (menyempurnakan pekerjaan) melalui pembiasaan:
- Tidak menerima tugas yang asal jadi.
- Memberi umpan balik berkala dan mendorong siswa untuk memperbaiki.
- Menghargai proses kerja, bukan hanya hasil akhir.
Contoh Praktis: Beri rubrik penilaian yang mencantumkan aspek ketelitian, kerapian, dan kesungguhan. Jelaskan bahwa nilai tertinggi bukan hanya untuk yang benar, tapi juga untuk yang teliti dan sungguh-sungguh.
2. Proyek Kolaboratif Berbasis Tanggung Jawab
Latih profesionalitas melalui kerja tim:
- Tetapkan peran dan tanggung jawab setiap anggota secara jelas.
- Evaluasi bukan hanya hasil, tapi juga kontribusi tiap individu.
- Dorong komunikasi antaranggota untuk menyelesaikan konflik.
Tujuannya: Siswa belajar bahwa dalam dunia kerja, kerja sama dan tanggung jawab pribadi sama pentingnya dengan keahlian.
3. Jadikan Guru sebagai Teladan Profesionalitas
Guru harus:
- Datang tepat waktu.
- Menepati janji pada siswa (terkait nilai, tugas, dll).
- Menunjukkan dedikasi dan kerja yang rapi.
Mengapa ini penting? Siswa belajar lebih banyak dari apa yang mereka lihat dibanding dari apa yang mereka dengar.
4. Kembangkan Budaya Refleksi dan Evaluasi Diri
Ajarkan siswa untuk bertanya pada diri sendiri setelah menyelesaikan tugas:
- Apakah saya sudah melakukan yang terbaik?
- Apa yang bisa saya tingkatkan?
Praktik: Sediakan waktu untuk self- atau learning journal setiap pekan.
5. Hadiahkan Apresiasi atas Sikap Profesional
Jangan hanya memberi penghargaan pada siswa yang berprestasi akademik, tapi juga:
- Siswa yang konsisten menyelesaikan tugas tepat waktu.
- Siswa yang jujur meski nilainya rendah.
- Siswa yang membantu teman tanpa diminta.
Hal ini membentuk sistem nilai bahwa sikap profesional dihargai dalam lingkungan sekolah.
6. Tautkan Profesionalitas dengan Iman dan Nilai Keislaman
Guru agama dan guru mata pelajaran lainnya bisa bekerja sama menunjukkan bahwa profesionalitas adalah bagian dari iman.
Misalnya:
- Hadis tentang itqan (menyempurnakan pekerjaan),
- Ayat-ayat Al-Qur’an tentang amanah, tanggung jawab, dan kerja keras.
Tujuan: Menanamkan bahwa bekerja sungguh-sungguh adalah ibadah, bukan sekadar tugas duniawi.
---
Penutup
Sekolah adalah tempat yang tepat untuk memupuk benih profesionalitas sejak dini. Dengan strategi yang sistematis, kolaboratif, dan berkelanjutan, jiwa profesional bisa tumbuh bersama karakter yang mulia dalam diri setiap anak. Tugas guru bukan sekadar menyampaikan ilmu, tapi juga membentuk manusia yang siap menghadapi kehidupan dengan tanggung jawab, dedikasi, dan iman.